Islam Rahmatan Lil'alamin || BLC Telkom



A.Pendahuluan

     a.pengertian

Islam Rahmatan Lil'alamin  adalah konsep islam yang mengajarkan pola hubung antar manusia yang plularis, saling menghargai, toleran, saling melengkapi kekurangan. Selain itu konsp ini mengembangkan pemanfaatan dan pengolahan alam dengan rasa kasih sayang

     

      b.latar belakang

Karena penerapan Islam Rahmatan Lil'alamin akan sangat Berpengaruh pada kehidupan sosial



B.Maksud & Tujuan

  • Memahami Islam Rahmatan Lil'alamin dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari



C.Batasan & Ruang Lingkup

  • Makna Islam Rahmatan Lil'alamin



D.Target & Hasil Yang Diharapkan

  • Bisa menerapkan makna yang terkandung pada Islam Rahmatan Lil'alamin



E.Alat & Bahan

  • Laptop
  • Koneksi Internet



F.Target Waktu

  • (08.00-16.00)



G.Tahapan Pelaksanaan


Ajaran Islam Rahmatan Lil'alamin sebenarnya bukan hal baru, basisnya sudah kuat di dalam Al-Quran dan Al-hadist, bahkan telah banyak diimplementasikan dalam sejarah Islam, baik pada abad klasik maupun pada abad pertengahan.
 Secara etimologis, Islam berarti “damai”, se­dangkan rahmatan lil ‘alamin berarti “kasih sayang bagi semesta alam”. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan lil’alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidu­pan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.

Rahmatan lil’alamin adalah istilah qur’ani dan istilah itu sudah terdapat dalam Al-Qur’an , yaitu sebagaimana fir­man Allah dalam Surat al-Anbiya’ ayat 107: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin)”.

Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilaku­kan secara benar dengan sendirinya akan mendatangkan rahmat, baik itu untuk orang Islam maupun untuk selu­ruh alam. Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi menjadi dua ; rahmat dalam konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rah­man adalah bersifat amma kulla syak, meliputi segala hal, sehingga orang-orang nonmuslim pun mempunyai hak kerahmanan.

Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberi­kan kepada orang Islam. Jadi rahim itu adalah khoshshun lil muslimin (Khusus Untuk Muslim). Apabila Islam dilakukan secara benar, maka rahman dan rahim Allah akan turun semuanya. Dengan de­mikian berlaku hukum sunnatullah, baik muslim maupun non-muslim kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlu­kan oleh kerahmanan, maka mereka akan mendapatkanya. Walaupun mereka orang Islam, tetapi tidak melakukan ikhtiar kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapat­kan hasilnya. Dengan kata lain, kurnia rahman ini berlaku hukum kompetitif. Misalnya, orang Islam yang tidak melakukan kegiatan ekonomi, maka mereka tidak bisa dan tak akan menjadi makmur. Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan adalah non-muslim, maka mereka akan mendapatkan kemakmuran secara ekonomi. Karena dalam hal ini mereka mendapat sifat kerahmanan Allah yang ber­laku universal (amma kulla syak).







  • Prinsip-Prinsip Islam Rahmatan Lil'alamin


1. Berkemanuisaan (Al-insaniyah)

     Maksud dari insaniyah adalah, bahwa islam seusai dengan kebutuhan dan karakter manusia. Disetiap perintah dan larangan dalam syariah islam pasti sesuai dengan kebutuhan manusia. Tidak ada ajaran islam yang bertentangan dengan kemanusiaan dan tidak juga mengandung kemaslahatan bagi manusia.



2. Mendunia (Al-alamiyah)

       Yang dimaksud Mendunia atau global (Al-alamiyah) adalah, bahwa syariah islam bersifat mendunia, tidak dibatasi geografi wilayah tertentu, suku, ras, dan sebagainya. Jadi Al-alamiyah  syariah islam mengajarkan persaudaraan antara manusia lintas golongan, suku bangsa dan bahasanya.



3. Komperhensif (As-syumul)

       Komperhensif adalah keseluruhan atau totalitas ajaran syariah islam, melputi seluruh atau semua aspek kehidupan manusia di dunia dan akhirat Islam tidak menerima dan mengenal pembagian atau pembatasan ajarannya pada dimensi atau bidang tertentu dalam kehidupan manusia, karena syariah Islam berasal dan bersumber dari Tuhan yang Maha Sempurna Allah SWT. Syumuliyah syariah Islam juga bermakna, bahwa syariah Islam berlaku dan relevan untuk setiap tempat, waktu dan iklim. Ibadah, muamalah dan hukum Islam relevan, tanpa pembatasan dan diskriminasi. 



4. Realistis (Al-waqi'iyah)

      Al-Waqi’iyah atau relaistis menurut Al-Qardhawi yang dimaksud realistis dalam karakteritik Islam adalah “sifat syariat Islam yang mampu memahami kondisi alam sesuai dengan hakikat dan wujudnya yang dapat disaksikan oleh manusia, memahami dan mengerti bahwa kondisi hidup manusia adalah ciptaan Allah SWT dan berasal dari-Nya dan seterusnya. Sehingga Allah memberikan perintah dan larangan itu sesuai dengan kemampuan makhluknya.



5. Toleransi (As-samhah dan At-taisir)

      Ajaran Islam adalah ajaran yang sangat menghindari kesulitan bagi umat manusia dalam memahami dan mengimplementasikannya, sehingga tidak ada ranah syariah Islam yang sulit kecuali dimudahkan oleh Allah SWT. Toleransi dan kemudahan yang dimaksud di sini adalah bahwa Allah SWT menjadikan ajaran Islam selalu membolehkan memilih yang termudah dan terbaik baik hamba-Nya bukan yang sulit dan buruk, Allah selalu membolehkan pilihan yang toleran dan tidak memberatkan bagi seluruh mukallaf.




6. Antara Konstanitas dan Fleksibilitas (As-tsawabit dan Al-mutaghayirat)

       Karakter terakhir dari ajaran Islam ini adalah as-tsawabit dan almutaghayirat, yaitu karakter ajaran Islam indah dan penuh hikmah dan rahasia tinggi dari Allah, ajaran islam yang tergolong konstan ajeg dan abadi tidak akan pernah berubah, seperti seluruh jenis rukun iman dan rukun Islam. Juga ajaran-ajaran pokok akhlak serta hal-hal yang telah diharamkan oleh Allah secara pasti (qath’iy) adalah tsawabit yang tidak menerima ijtihad dan pembaruan.






  • Implementasi Islam Rahmatan Lil'alamin Dalam Kehidupan Sosial


a. Interaksi social antar manusia yang majemuk, bersuku-suku dan berbangsa, harus dibangun berdasarkan prinsip saling mengenal (ta’ruf) antara satu dengan yang lain, namun yang paling mulia adalah yang bertakwa. (QS. Al-Hujuraat: 13)


b. Kehidupan social harus dibangun berdasarkan prinsip saling tolong menolong dalam kebaikan dan hal positif bukan dalam keburukan dan hal negative, baik di kantor, di masyarakat umum, media maupun dalam sarana ibadah. Allah berfirman: ”Saling tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan” (QS. Al-Maidah: 2)


c. Interaksi social harus dibangun dalam bingkai kasih sayang dan lemah lembut, agar manusia saling mencintai, menghormati dan bersatu, ini tidak hanya diimplementasikan dalam masjid, majelis taklim, tepai juga dalam kehidupan kerja, pendidikan dan media massa (QS. Ali Imran: 159) 


d. Keputusan yang bersifat social kemasyarakat dan bernegara harus berdasarkan syura, sehingga melahirkan keputusan yang baik, berkualitas dan lebih sempurna (QS. Ali Imran: )


e. Untuk menjaga kehidupan masyarakat yang tentram dan aman dari isu hoax dan adu domba, harus dibangun sikap tabayyun atau klarifikasi dan cek and recek terhadap sumber informasi yang menyebar di kalangan masyarakat (QS. Al-Hujurat: 6)








  • Implementasi Islam Rahmatan Lil'alamin Dalam Kehidupan Budaya

     Bila dilihat dari dimensi budaya di atas, maka islam rahmatan lil alamin telah terwujud dalam dimensi pengetahuan, bahasa, ideology, akhlak, Hukum, seni dan sebagainya. Islam selama tujuh abad (Abad 7-14 Masehi) telah menyumbangkan nilai-nilai budaya yang luar biasa. Hal ini bisa dilihat dari konsep Al-Qur’an dan As-Sunnah serta kehidupan Nabi, sahabat dan para Tabi’in, juga fakta yang tertulis sepanjang masa dan peniggalan serta karya-karya fenomenal dalam peradaban Islam yang mulia dan tinggi.







  • Implementasi Islam Rahmatan Lil'alamin Dalam Ilmu Pengetahuan
     
      Ilmu Pengetahuan sebagai dimensi utama sebuah budaya, telah memperlihatkan bagaimana ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, ketika Allah swt, mengangkat derajat orang berilmu sama dengan derjat orang yang beriman, bahkan Ilmu adalah prasyarat utama keimanan seorang hamba. Allah berfirman: “Allah mengangkat derajat orang beriman diantara kalian dan orang berilmu beberapa derajat” (QS. Al-Mujadilah: 11)
       
       Allah swt juga menetapkan bahwa orang yang paling takut kepada Allah, adalah orang yang paling berilmu. Rasa takut dalam Islam adalah sifat dan akhlak paling tinggi seorang hamba kepada Allah swt. Semakin takut seorang hamba semakin memiliki budaya akhlah dan adab paling tinggi kepada Allah swt. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah adalah para hambanya yang Ulama” (QS. Fathir: 12) 





  • Implementasi Islam Rahmatan Lil'alamin Dalam Bahasa

       Bahasa yang merupakan dimensi utama dalam sebuah budaya, juga menunjukkan bahwa islam memiliki bahasa agama yang universal dan lembut, kosa katanya paling banyak dan paling sopan dan indah di dunia, yaitu bahasa arab. Allah menjelaskan bahwa bahasa Araba adalah tinggi dan jelas. “padahal Al-Qur’an ini adalah dalam bahasa Arab yang jelas.” (QS. An-Nahl: 103)










  • Implementasi Islam Rahmatan Lil'alamin Dalam Akhlaq


        Dalam Akhlak dan perilaku sehari-hari, Islam juga mewajibkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia. Akhlak paling mulia yang pernah dioraktekkah oleh manusia sepanjang sejarah adalah akhlak Nabi Muhammad saw, sesuai rekomendasi Allah swt: “Sungguh engkau Muhammad berada pada puncak akhlak yang paling tinggi.”(QS. Al-Qalam: 4) 
   
      Bahkan Nabi saw menjelaskan bahwa manusia yang paling sempurna imannya dalah yang paling berakhlak baik, dan beliau diutus sebagai Nabi adalah dengan misi utama memperbaiki akhlak mulia. “Iman mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud)








  • Implementasi Islam Rahmatan Lil'alamin Dalam Adat Istiadat
         Menurut Abdul Wahab Khallaf, adat adalah kebiasaan manusia yang terus dilakukan berupa ucapan, perbuatan atau yang ditinggalkan. Para Ulama menyepakati bahwa adat Istiadat tidak boleh melahirkan kerusakan, sebaliknya adat istiadat yang baik dan mengandung maslahat serta tidak betentangan dengan Al-Qur’an dan hadits atau syari’at, maka adat istiadat tersebut dapat menjadi hokum. حممكة العادة Adat menjadi hokum. Diantara adat keiasaan masyarakat modern yang telah menjadi hokum dan dibolehkan oleh syara’ adalah: Jual beli suatu barang di toko tanpa melafadzkan akad antara penjual dan pembeli, tapi langsung dibayar lewat transfer atau memasukan uang pada mesin dan sebagainya.













H.Temuan Permasalahan

-

I.Kesimpulan

Islam rahmatan lil alamin adalah Islam yang sesuai dengan fitrah manusia, islam yang membawa kasih sayang, cinta bukan kebencian, kedamaian bukan permusuhan. Islam rahmatan lilalamin adalah Islam yang membawa kemudahan bukan kesulitan dan membawa solusi kehidupan bukan masalah dan pertikaian. Islam rahmatan lilalamin adalah ajaran Allah SWT yang paling mengetahui seluk beluk manusia, karenanya dia menjadi ajaran dan ideology yang menyelamtkan manusia, mengajarkan saling meghormati



J.Referensi

Guru Salaf
Islam Rahmatan Lil'alamin pdf.

 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url